Minggu, 01 Juli 2012


PUISI
Soeatoe bangsa mendidik dirinja sendiri
Soeatoe bangsa mendidik anak-anaknja di dalam djiwanja sendiri
Bangsa boedak belian
mendidik anak anaknja
Di dalam roch pendjilatan dan perhambaan
Bangsa orang merdeka 
mendidik anak-anaknja
Di dalam jiwa dan semangat kemerdekaan

(Ir. Soekarno -Di Bawah Bendera Revolusi)


Berdikari No.2 Thn I/ November -Deseber 2000


POTENSI KONFLIK SERTA REALITASNYA
Oleh : Andi Sinulingga

     Maraknya Persolan yang menjadi sebuah fenomena, salah satu hal yang ramai dan perbincangan akhir ini, salahsatunya adalah fenomena penjatuhan Gus Du, konflik elite karena ketidakdewasaan kemudian merembes kebawah, serta menimbulkan konflik secara horizontal, fenomena ini ditanggapi Andi Sinulingga yang saat ini masih menyelesaikan pendidikan pasca sarjana. Ia menyatakan tidak sepakat dengan penjatuhan Gus Dur, ia menilai bahwa Pemerintahan K.H. Abdurrahman Wahid harusnya berjalan sesuai sesuai dengan konstitusi, dengan prosedural yang ada. Dia juga melihat bahwa orang orang yang duduk di kursi legislatif akan merasa khawatir apabila Gus Dur Bisa bertahan samapi 2004 ini akan mengkonsolidasikan kekuatan Gus Dur kembali, dan ini membahayakan posisi mereka  yang mersa terganggu, serta mengatakan bahwa Gus Dur disinyalir melakukan korupsi.

     Bahwa fenomena seperti ini hanya berlatar belakang penafsiran penafsiran saja, yang kemudian merembes pada arus bawah secara realitas menimbulkan bentrokan, karena memang ternyata konflik elite tersebut memiliki basis masa. sementara jika kita berkaca pada barat, maka fenomena ini adalah hal yang sangat wajar, namun kita bukanlah negara barat yang beracuan kesana. kita masih punya kontrol yang namanya norma-norma, agama, hukum. Kalaupun Gus Dur dilecehkan haruslah yang bersangkutan menuntut secara mekanisme hukum bukan. Bukan penetrasi, presure  sebagai suati jawaban.
     Sementra disatusisi (Andi) juga menilai bahwa gerakan mahasiswa tidak mempunyai peran dan sangat disayangkan juga, ia mensyinyalir bahwa gerakan gerakan mahasiswa tidak ada yang murni, hanya beberapa kelompok kecil, ada yang murni. Lebih parahnya lagi mereka memiliki patron politik, ketidakmampuan mahasiswa dalam memutuskan hubungan gerakannya dari elite elit politik. Disatu sisi ia juga mengutuk penghinaan terhadap salah stu tokoh politik dengan menyebut "Bahwa darahnya halal", ini juga merupakan penghinaan dalam hal ini Andi menyinggung masalah keadilan, Moral dari kehidupan masyarakat, sebagai sesuatu yang harus ditegakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.** (h/s, m/b)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar